Oknum Polisi berpangkat Brigadir,Kakak pembina Di SPN Kemiling,menjadi terlapor terkait tewasnya Advent Pratama Telaumbanua.

BANDARLAMPUNG,lantainewstv.com – Ada satu nama yang dilaporkan oleh keluarga Advent Pratama Telaumbanua (APT) ke Polda Lampung. Dia adalah Brigadir I. Seorang kakak Pembina di Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Provinsi Lampung.

Brigadir I disebut-sebut sejumlah saksi melakukan penganiayaan hingga menyebabkan APT meninggal dunia. Laporan teregistrasi dengan nomor LP/B/358/VIII/2023/SPKT/POLDA LAMPUNG.

Ditemui usai menyampaikan laporan, Pendeta Rahmat Telaumbanua – paman sekaligus wali dari APT mengatakan informasi yang dapat dipercaya menyebutkan jika Advent meninggal bukan karena jatuh melainkan karena proses penganiayaan oleh kakak Pembina di lingkungan SPN.

”Kita resmi melaporkan dugaan ketidakwajaran kematian Advent Pratama Telaumbanua. Yang kita laporkan adalah Brigadir I,” kata Rahmat Telaumbanua kepada wartawan usai membuat laporan.

Laporan penganiayaan ini bukan tanpa alasan. Pihak keluarga mencatat dan mendokumentasikan sedikitnya 12 luka di sekujur tubuh korban.

“Kami mendapatkan informasi bahwa Brigadir I, yang melakukan tindakan penganiayaan, maka dia yang kami laporkan,” tegasnya.

Rahmat mengaku memercayakan seluruh proses penyelidikan kepada tim khusus yang sudah dibentuk oleh Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika.

“Kita memercayakan kepada Tim Khusus Polda, yang telah dibentuk tim oleh Kapolda Lampung. Kita memercayakan semua penyelidikan dan kita masih sangat percaya sampai hari ini,” tandasnya.

”Penyelidikan dan pendalaman kasus kematian siswa SPN Lampung itu juga didukung dengan scientific crime investigation,” kata anggota Kompolnas Poengky Indarti.  

Di tempat terpisah, Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Lampung sudah memeriksa 47 saksi dan Ditrekrimum sudah memeriksa 49 orang.

Tim khusus juga sudah melakukan olah tempaty kejadian perkara (TKP), dan rekonstruksi. ”Penyelidikan dan pendalaman kasus kematian siswa SPN Lampung itu juga didukung dengan scientific crime investigation,” kata anggota Kompolnas Poengky Indarti.

Sebelumnya Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto mendesak agar penyelidikan kasus ini dilakukan secara transparan.

”Penyelidikan harus transparan, dibuka seterang –terangnya. Jangan ada yang ditutup-tutupi atau disembunyuikan,” jelas Benny.

Apalagi kasus ini juga sudah mendapat atensi dari Kapolri Jendral Sigit Listyanto Prabowo dan Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional.

Sebelumnya, Kompolnas terjun langsung ke Lampung untuk mendalami kasus yang sangat mencoreng nama baik kepolsian akibat ulah oknum.

Keluarga juga menyampaikan barang bukti foto kondisi terakhir APT sesaat sebelum diautopsi di RSUP Adam Malik, Medan, Provinsi Sumatra Utara.

”Secara kasat mata, kami mencatat secara cermat ada sedikitnya 12 luka di sekujur tubuh Advent,” beber Rahmat Telaumbanua.

Rincinya antara lain di pelipis ada luka, di kantong mata dan bibir luka sobek. Lalu kepala diikat yang menurut petugas rumah sakit dikarenakan terjatuh.

”Di belakang kepala hitam-hitam, di pinggang keluar darah seperti jelly, di pinggang kiri dan kanan dan jari telunjuk diperban,” tertulis dalam kronologis.

Luka Janggal Di Tubuh Advent :

  1. Luka di pelipis kanan
  2. Luka di kantong mata kanan
  3. Bibir atas pecah
  4. Dagu luka sebelah bawah
  5. Di bagian dada ada sebelah kanan menghitam 2 garis balok
  6. Di perut seperti busung ke atas
  7. Di jari telunjuk kanan luka sobek 6cm
  8. Di bagian belakang kepala menghitam
  9. Punggung sekitar tulang belikat memerah
  10. Ada bekas sundutan rokok di bokong
  11. Di tulang ekor ada menghitam
  12. Pantat 

”Apakah ini luka akibat jatuh yang disebut pihak SPN dan Rumah Sakit Bhayangkara sebagai penyebab wafatnya Advent. Jelas bukan. Luka-luka ada sundutan rokok, ada bekas hantaman balok di dada,” tegasnya.  (*)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *