HARGA TAK SESUAI, PETANI LADA LAMTIM AKAN GANTI DENGAN TANAMAN LAIN.

Lampung Timur, Lantainewstv.com (SMSI)–Akibat harga tak sebanding dengan biaya perawatan, petani lada Kabupaten Lampung Timur akan membabat habis tanaman lada mereka diganti tanaman lain yang lebih menguntungkan.

Rudi, petani lada Way Jepara mengatakan, harga lada sejak beberapa bulan terakhir Rp 50 ribu per kilo kadar air 16 persen. Jika kadar air melebihi angka tersebut, hargapun akan turun. Hal itu kian menambah rugi petani.

Saat ini, untuk menghasilkan buah lada berkualitas, petani harus mengeluarkan biaya operasional sangat besar. Meskipun biaya perawatan telah dikeluarkan, tanaman perdu itupun belakangan ini belum dipastikan berbuah dengan baik.
“Jaman orang tua kita dulu, lada selalu berbuah sepanjang tahun. Dan buahnya sangat berkualitas,” kata Rudi Senin (2/10/2023).

Dengan harga lada hitam saat ini Rp50 ribu, petani pun sangat merugi. Pasalnya, untuk membayar upah petik pemilik kebun harus mengeluarkan Rp300 ribu per kuintal. Dalam satu ton lada hitam kering, dibutuhkan sekitar empat ton lada cangkang. Belum lagi biaya operasional lain mulai dari masa berbuah hingga panen.
“Dalam satu ton hasil bersih yang kami dapat tak lebih Rp10 juta. Dan kami harus menunggu dua hingga tiga tahun lada dapat berbuah,” ujar Rudi.

Karena harga tak sebanding dengan biaya perawatan, dirinya bermaksud mengganti tanaman kebanggaan petani Lampung masa silam itu dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan.
“Saya akan mengganti tanaman lada dengan tanaman lain seperti pisang,singkong atau kakao yang lebih menguntungkan,” pungkas Rudi.

Hal senada dikatakan Satibi, petani lada Sukadana. Akibat harga tak sebanding dengan biaya operasional, dirinya bersama petani daerah itu berencana akan mengganti tanaman lada mereka dengan tanaman lain ysng lebih menguntungkan.
“Kami menunggu bertahun-tahun. Giliran berbuah harganya sangat rendah dan nggak sebanding dengan biaya operasional,”ujar Satibi diamini petani lain.

Oleh sebab itu, petani minta pemerintah peduli dan mengatur terkait rendahnya harga “mutiara” hitam itu agar berpihak ke petani.
“Kami mohon pemerintah dapat menetapkan harga lada yang sesuai dan berpihak ke petani,”tegasnya.

(Hali Adhari)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *